Tuesday, April 2, 2019

Cerita Rakyat Pendek - Keong Emas

Sebelum ke cerita ada baiknya kita bahas dahulu apa sih cerita rakyat itu?.... Cerita rakyat yaitu cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat pada masa lampau yang menjadi suatu ciri khas setiap Bangsa yang mempunyai kultur budaya yang beraneka ragam mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang di memiliki masing-masing bangsa. pada umumnya, cerita rakyat mengisahkan tentang suatu kejadian di suatu tempat atau asal mula suatu tempat. biasanya tokoh tokoh yang di munculkan dlm cerita rakyat umumnya di wujudkan dalam bentuk binatang atau manusia. cerita rakyat bersifat anonim atau pengarang tidak di kenal, struktur cerita rakyat yaitu orientasi (pengenalan). kompilasi atau insiden (alur) dan resolusi/interprestasi.

Ciri-ciri cerita rakyat yaitu :
  • Disampaikan turun-temurun
  • Tidak diketahui siapa yang pertama kali membuatnya
  • Kaya dengan nilai-nilai luhur
  • Bersifat tradisional
  • Memiliki banyak versi dan variasi
  • Mempunyai bentuk-bentuk klise dlm susunan/cara pengungkapan nya
  • Bersifat anonim, yang maksudnya nama pengarang tidak ada
  • Berkembang dari mulut ke mulut
  • Cerita rakyat di sampaikan secara lisan.


CERITA RAKYAT BAHASA INDONESIA
KEONG EMAS

Di ceritakan pada zaman dahulu kala di kerajaan daha ada dua Putri yang bernama Galuh Ajeng dan Candra Kirana. kerajaan daha di pimpin oleh,Prabu Kertamarta,Putri Candra Kirana memiliki kecantikan yang luar biasa, anggun lembut dan mempesona, Candra Kirana mempunyai tunangan yang bernama Raden Inu Kertapati yang sangat tampan gagah dan cerdas, Raden Inu merupakan putra mahkota dari kahuripan.
sedangkan Galuh Ajeng sebenarnya juga cantik dan mencintai Raden Inu Kertapati, oleh karena itu Galuh Ajeng sangat iri dengan Candra Kirana yang bertunangan dengan Raden Inu, Rasa iri yang ada dalam hati Galuh Ajeng membuatnya sangat membenci Candra Kirana, Galuh Ajeng akhirnya mempunyai pemikiran dan rencana untuk menyingkirkan Candra Kirana dari kerajaan daha. secara diam-diam Galuh Ajeng meminta bantuan seorang Nenek penyihir yang sangat jahat, yang mempunyai mantra kutukan yg mengerikan, Galuh Ajeng meminta pada Nenek penyihir itu untuk membuat kutukan kepada Candra Kirana.
"nenek kutuk si kirana menjadi sesuatu yang mengerikan wujudnya"  pinta Galuh Ajeng.
"okelah" ujar si nenek menyanggupi permintaan Galuh Ajeng.
usahakan agar Candra Kirana dapat keluar dari istana hingga aku dapat bertemu langsung dengannya, ketika itulah aku akan mengutuknya menjadi wujud lain" nenek sihir itu yakinkan kepada Galuh Ajeng kalau memang dia mampu mengutuk nya.
Galuh Ajeng akhirnya bersiasat, memfitnah Candra Kirana, akibat fitnahan Galuh Ajeng, membuat Prabu Kertamarta murka kepada Candra Kirana yang akhirnya mengusirnya dari kerajaan.
Candra Kirana meninggalkan kerajaan dengan hati luka amat dalam, Candra Kirana berjalan tanpa arah tanpa tujuan, ia pun tiba di sebuah pantai, nenek sihir yang diam diam mengikuti, muncul tiba-tiba dihadapan Candra Kirana, tanpa basa basi, si nenek sihir pun langsung ucapkan mantra dan mengutuk Candra Kirana
"jadilah engkau keong emas!... kutuk si nenek sihir.
nenek sihir yang jahat itu lantas membuang keong emas ke laut seraya berseru
"kutukan ku akan hilang jika engkau bertemu dengan tunangan mu"
pada suatu hari ada seorang nenek yang berasal dari Desa Dadapan tengah mencari ikan di laut dengan menggunakan jala, keong emas itu tersangkut di jala yang di tebar kan si nenek itu. si nenek membawa keong emas itu ke rumahnya, semula ia hendak memasaknya , namun ketika melihat betapa indahnya keong itu maka si nenek mengurungkan niatnya untuk memasak. lalu si nenek meletakkan keong emas di temayang.
keesokan harinya si nenek melanjutkan kegiatan sehari-harinya mencari ikan, namun tampaknya hari itu hari yang sial tanpa keberuntungan hanya beberapa ekor yang ia dapat, ia tak bisa membayangkan ia akan makan apa? sedangkan hasil tangkapan nya tak cukup untuk membeli beras. ia pun melangkah pulang menuju rumahnya. Namun alangkah terkejut nya setelah tiba dirumah , ia bingung dan merasa heran melihat berbagai hidangan tersaji di rumahnya, si nenek semakin bingung karena saat ia berangkat mencari ikan merasa belum memasak dan tak pernah minta pertolongan memasak kepada tetangganya, karena perut yang lapar dan hasil tangkapan nya yang tak mencukupi dengan terpaksa si nenek memakan makanan yang tersaji di rumahnya.
hari demi hari kejadian selalu terulang lagi, setiap si nenek pulang ke rumah makanan selalu tersaji di rumahnya, si nenek akhirnya penasaran dan ingin mengetahui siapa sesungguhnya yang selalu menyiapkan makanan di meja makannya. di suatu hari si nenek berpura-pura hendak berangkat mencari ikan seperti biasa, tetapi si nenek kembali ke rumahnya dan mengintip dari balik jendela, beberapa saat mengintip, si nenek di kejut kan oleh tempayang yang beri keong emas hasil tangkapannya, dari dalam tempayang keluar sosok gadis cantik, si gadis cantik itu kemudian sibuk memasak di dapur dan membersihkan rumah si nenek, si nenek itu pun tak tunggu lama ia langsung masuk kerumah dan memergoki si gadis cantik itu.
"siapakah kamu, gadis cantik?....  tanya si nenek
si gadis cantik itu pun tak bisa mengelak akhirnya ia menceritakan dan menjelaskan siapa dia asal dan usunya, dan mengapa ia bisa berubah menjadi keong emas dan tidak bisa lepas dari kutukan itu. akhirnya ia kembali berubah menjadi keong emas.
di tempat lain, Raden inu Kertapati yakin Candra Kirana masih hidup, keyakinan itulah yang membuat tekad Raden inu Kertapati untuk mencarinya. nenek sihir yang jahat itu tahu tentang usaha Raden Inu Kertapi yang ingin mencari Candra Kirana, untuk menggagalkan usahanya, nenek sihir mengubah dirinya dengan wujud burung gagak, burung gagak itu mendatangi Raden inu kertapati dan memberikan petunjuk yang kian menyesatkan, dalam pencarian nya yang berhari-hari pada suatu ketika ia bertemu dengan seorang kakek yang terlihat kelaparan dan membutuhkan pertolongan, raden inu kertapati lantas memberikan bekal makanan yang ia bawa kepada kakek itu.
"Maaf Raden" kata si kakek .
"siapakah sesungguhnya Raden ini?.... 
akhirnya Raden Inu kertapati menjelaskan siapa sebenarnya dirinya dan menjelaskan bahwa ia mendapatkan petunjuk dari seekor burung gagak.
tanpa di sangka-sangka ternyata si kakek itu sudah tahu apa yang terjadi dan yang menimpa raden inu kertapati, dan menjelaskan kepada Raden Inu Kertapati bahwa burung gagak itu adalah jelmaan dari nenek sihir, Raden Inu terkejut dan tak menyangka dengan penjelasan dari si kakek,  si kakek itu sebenarnya adalah orang yang sakti mandraguna.
"burung aggak itu jelmaan nenek sihir"  tanya Raden Inu Kertapati
"benar Raden" jawab si kakek
tidak lama kemudian dari kejauhan datang seekor burung gagak yang menghampiri mereka berdua, untuk membuktikan ucapannya si kakek lalu memukul burung gagak itu dengan tongkatnya, tanpa menunggu lama, burung gagak itu berubah menjadi asap dan menghilang.
kemudian si kakek memberikan petunjuk kepada raden inu kertapati
"jika raden bertemu dengan tunangan raden, pergilah ke Desa Dadapan"..... ucap si kakek kepada Raden Inu kertapati.
Raden inu kertapati akhirnya melacu kudanya secepat pesawat jet tanpa menghiraukan panas matahari dan dingin nya air hujan yang membasahi tubuhnya.
ketika Rden Inu Kertapati tiba di Desa Dadapan tidak di sangka-sangka ia kehausan dan bekal air yang ia bawa telah habis, ketika melihat gubuk ia pun lantas melangkah menuju gubuk itu dan meminta air untuk melepas dahaga, akan tetapi bukan hanya air minum yang ia dapatkan, tetapi tunangan nya yang ia cari.
Raden Inu Kertapati akhirnya berhasil menemukan Pujaan Hatinya, karena telah bertemu dengan tunangan nya maka kutukan si nenek sihir sketika sirna, Candra Kirana kembali menjadi seorang gadis cantik.
Raden Inu Kertapati segera memboyong Candra Kirana ke Kerajaan Daha, si Nenek yang baik hati itupun tak lupa di ajak ke Kerajaab daha, setelah sampai di Kerajaan Daha Candra Kirana menjelaskan apa yang menimpanya kepada Prabu Kertamarta, kedok jahat dari Galuh Ajeng menjadi terbongkar.
Prabu Kertamarta murka besar ketika tahu yang sebenarnya, akhirnya Prabu Kertamarta murka besar bagaikan angin tornoda kepada Galuh Ajeng, dan menghukum seberat-beratnya kepada Galuh Ajeng, namun karena kebaikan hati Candra Kirana apa yang di lakukan oleh Galuh Ajeng dimaafkan, dan Prabu Kertamarta memerintahkan Galuh Ajang untuk meninggalkan Kerajaan Daha.
Candra Kirana dan Inu Kertapati kemudian menikah mereka sangat bahagia, dan si nenek yang baik hati itu kemudian tinggal bersama Candra Kirana di Istana.

Pesan Moral : kebenaran akan mengalahkan kejahatan, sifat iri hati dan dengki adalah sifat tercela yang harus di tinggalkan oleh manusia, orang yang iri hati akan merasakan kekalahan dan kehancuran di kemudian hari.

Baca Juga

Jagal Abilawa

Jagal Abilawa adalah nama samaran dari Raden Brotoseno / Bima, dia menyamarkan diri karena pada masa itu para Pandawa mendapat ujian karena ...