Anantaraja atau yang lebih sering dikenal dengan Antareja merupakan salah satu tokoh dalam dunia Pewayangan yang tidak ada dalam kisah Mahabarata.
Anantaraja atau yang lebih sering disebut dengan Antareja merupakan salah satu tokoh dalam dunia pewayangan yang tidak ada dalam kisah Mahabharata. Sebab tokoh ini merupakan asli ciptaan dari para pujangga Jawa. Ia merupakan putra sulung dari Wrekodara atau Bimasena yang berasal dari keluarga Pandawa. Pewayangan klasik untuk versi daerah Surakarta mengisahkan bahwa Antareja itu merupakan nama lain dari tokoh wayang Antasena. Sedangkan untuk wayang versi Yogyakarta menyebut Antasena merupakan adik lain ibu Antareja selain Gatotkaca. Dikisahkan di dalam pewayangan modern, dalang dalam versi Surakarta juga sering mengisahkan bahwa Antareja dan Antasena merupakan dua tokoh yang tidak sama atau berbeda.
PERBEDAAN ANTAREJA DAN ANTASENA
Di dalam babon atau serat asli Mahabharata tidak terdapat dua tokoh yakni Antareja dan Antasena. Aliran wayang kulit Surakarta juga menganggap bahwa Antareja dan Antasena merupakan tokoh yang sama.
Sedangkan dalam versi yang lain menyebutkan bahwa Antareja dan Antasena merupakan dua tokoh yang berbeda. Walaupun keduanya merupakan sama-sama anak Werkudara alias Bima. Anak Werkudara selain Gatotkaca adalah Antareja dan Antasena. Namun peristiwa kelahiran dan ibu mereka berbeda.
Antasena adalah Batara dari bangsa udang dan hewan laut. Sehingga bisa kita lihat bahwa Antasena memiliki kulit yang bersisik udang. Kesaktian kulitnya tebal dari senjata dan ajian apapun. Disamping itu, Antasena juga bisa terbang, dia juga ahli menyelam di dalam air. Antasena juga bisa amblas ke bumi.
Antasena meninggal moksa bersama dengan saudara sepupu nya yaitu Bambang Wisanggeni putra dari Arjuna. Mereka menjadi tumbal dari kemenangan Pandawa. Walaupun keinginannya terjun ke medan laga Bharatayudha di padang Kurusetra sangat menggebu, namun Batara Guru telah mencegahnya.
Kisah ini hampir sama dengan Antareja yang belum sempat mengikuti perang Baratayuda. Kedua tokoh wayang tersebut bisa dikatakan paling Indonesia.
Sebab di dalam Wiracitra asli Mahabharata dan juga Ramayana memang sama sekali tidak ada kemunculan dua tokoh tersebut. Baik Antareja maupun Antasena
Kedua tokoh tersebut yakni Antareja dan Antasena merupakan hasil rekaan resmi dari pujangga nusantara. Tentunya ini sangat Indonesia, karena penokohan dan juga pengembangan ceritanya di dunia pewayangan nusantara telah mengandung nilai-nilai kearifan lokal.
Mengenai perbedaan anggapan bahwa Antareja dan Antasena adalah tokoh tunggal atau dua tokoh yang berbeda.
Semuanya sudah masuk ke dalam kerangka budaya nasional dan juga norma, nilai, lokal, yang sudah menjadi kewajiban kita sebagai pemangku hajat ibu pertiwi untuk mempelajari dan mengabadikan budaya kita. Supaya tidak sampai dilupakan apalagi dicuri kepemilikan fisik maupun nonfisik nya oleh negara yang lain.
ASAL USUL TOKOH WAYANG ANTAREJA
Antareja merupakan putra sulung dari Bima atau Werkudara. Salah satu dari 5 ksatria Pandawa dengan Dewi Nagagini. Dewi Nagagini merupakan putri Hyang Anantaboga dengan dewi Supreti dari kayangan Saptapertala.
Bima dengan Nagagini akhirnya menikah sesudah kebakaran Balai Sigala gala. Saat itu para Kurawa mencoba membunuh para Pandawa agar seolah-olah terjadi karena kecelakaan. Bima lalu meninggalkan Nagagini saat di dalam keadaan mengandung.
Antareja lahir, kemudian dibesarkan oleh Nagagini hingga dewasa. Ia memutuskan untuk mencari di mana ayah kandungnya. Antareja dibekali dengan pusaka Napakawaca oleh Hyang Anantaboga.
Sehingga kulit tubuhnya menjadi sangat kuat dan kebal terhadap berbagai macam senjata dan pusaka. Ia juga telah dianugerahi cincin mustikabumi oleh Nagagini yang memiliki kesaktian bisa menjauhkan diri dari kematian selama masih bisa menyentuh bumi.
Sifat Antareja dikenal yang jujur, ia begitu pada yang lebih tua, pendiam, juga memiliki rasa sayang pada yang lebih muda. Rela berkorban serta memiliki kepercayaan yang besar kepada Sang Maha Pencipta.
Di dalam perjalanan mencari ayahnya, Antareja menemukan mayat wanita di dalam perahu. Dengan cincin mustikabumi, Antareja menghidupkan kembali wanita itu yang tidak lain adalah istri Arjuna yang bernama Subadra.
Saat itu Gatotkaca mendadak menyerang Antareja. Karena Gatot Kaca diberi tugas mengawasi mayat Subadra untuk menangkap pembunuh Subadra. Akan tetapi, Subadra dengan sigap melerai keduanya dan akhirnya Antareja berkenalan dengan Gatotkaca.
Antareja dan Gatotkaca bekerjasama untuk menangkap pembunuh Subadra. Mereka akhirnya berhasil menemukannya dan pembunuh Subadra adalah Burisrawa. Kisah ini merupakan kisah pertama Antareja di dalam pewayangan Jawa yang kemudian diberi judul Subadra Larung.
KESAKTIAN YANG DIMILIKI ANTAREJA
Antareja memiliki lidah yang begitu sakti, jika telapak kaki makhluk manapun dijilat nya, maka akan mati. Antareja memiliki kulit napakawaca yang merupakan pusaka dari Hyang anantaboga. Kulitnya tersebut menyebabkan kebal terhadap senjata ataupun ajian apapun.
Disamping itu, Antareja juga mempunyai cincin mustikabumi. Kesaktian dari cincin itu bisa menjauhkan dirinya dari kematian selama dirinya masih menyentuh tanah.
Selain itu, cincin mustika bumi juga bisa menghidupkan kembali orang lain yang sudah mati. Kesaktian Antareja yang lain adalah bisa hidup dan berjalan di dalam bumi.
WATAK DAN KARAKTER ANTAREJA
Karakter yang tercermin dari fisik Antareja adalah memiliki wajah yang tampan rupawan, kulitnya bersisik dan berwarna biru, memiliki tubuh yang atletis dan juga kekar.
Di dalam anggota tubuhnya terdapat unsur karakter ular yakni gigi taring dan juga lidahnya yang panjang. Di samping itu, tangan beserta kaki Antareja sangat kuat, ia juga memiliki perut yang tebal.
Jika kita melihat sifat Antareja ia mempunyai sifat yang rela berkorban, jujur, jorok, pendiam, tegas, berwibawa, menurut, loyal, sabar, berbakti pada orang yang lebih tua dan juga sayang pada yang lebih muda. Serta ia sangat percaya pada Maha Penciptanya.
Antareja setelah dewasa menikah dengan Dewi Ganggi. Dewi Ganggi putri dari Prabu Ganggapranawa raja ular yang ada di Tawingnarmada. Ia memiliki putra Arya Danurwenda. Antareja menjadi raja di negara Jangkarbumi dengan memiliki gelar Prabu Naga Baginda.
KEMATIAN ANTAREJA
Antareja meninggal menjelang perang Baratayuda. Kisahnya, prabu Kresna didasari alasan tertentu berusaha untuk menghentikan jalan hidup Antareja. Sebenarnya antareja sendiri lebih sakti jika dibandingkan dengan prabu Kresna.
Akan tetapi, para dewa sudah sepakat dengan prabu Kresna. Sehingga prabu Kresna menipu Antareja dengan memerintahkan nya menjilat telapak kakinya sendiri untuk tumbal keluarga Pandawa di dalam perang Baratayuda.
Antareja percaya dengan perintah tersebut lalu menurutinya, sehingga dia langsung tewas seketika. Sebenarnya kematian Antareja memang telah disengaja oleh para pujangga Jawa. Jal ini karena dalam Kakawin Bharatayudha maupun Kakawin Mahabharata tidak ada tokoh yang bernama Antareja.
Miniatur Wayang Jawa |
PERBEDAAN ANTAREJA DAN ANTASENA
Di dalam babon atau serat asli Mahabharata tidak terdapat dua tokoh yakni Antareja dan Antasena. Aliran wayang kulit Surakarta juga menganggap bahwa Antareja dan Antasena merupakan tokoh yang sama.
Sedangkan dalam versi yang lain menyebutkan bahwa Antareja dan Antasena merupakan dua tokoh yang berbeda. Walaupun keduanya merupakan sama-sama anak Werkudara alias Bima. Anak Werkudara selain Gatotkaca adalah Antareja dan Antasena. Namun peristiwa kelahiran dan ibu mereka berbeda.
Antasena adalah Batara dari bangsa udang dan hewan laut. Sehingga bisa kita lihat bahwa Antasena memiliki kulit yang bersisik udang. Kesaktian kulitnya tebal dari senjata dan ajian apapun. Disamping itu, Antasena juga bisa terbang, dia juga ahli menyelam di dalam air. Antasena juga bisa amblas ke bumi.
Antasena meninggal moksa bersama dengan saudara sepupu nya yaitu Bambang Wisanggeni putra dari Arjuna. Mereka menjadi tumbal dari kemenangan Pandawa. Walaupun keinginannya terjun ke medan laga Bharatayudha di padang Kurusetra sangat menggebu, namun Batara Guru telah mencegahnya.
Kisah ini hampir sama dengan Antareja yang belum sempat mengikuti perang Baratayuda. Kedua tokoh wayang tersebut bisa dikatakan paling Indonesia.
Sebab di dalam Wiracitra asli Mahabharata dan juga Ramayana memang sama sekali tidak ada kemunculan dua tokoh tersebut. Baik Antareja maupun Antasena
Kedua tokoh tersebut yakni Antareja dan Antasena merupakan hasil rekaan resmi dari pujangga nusantara. Tentunya ini sangat Indonesia, karena penokohan dan juga pengembangan ceritanya di dunia pewayangan nusantara telah mengandung nilai-nilai kearifan lokal.
Mengenai perbedaan anggapan bahwa Antareja dan Antasena adalah tokoh tunggal atau dua tokoh yang berbeda.
Semuanya sudah masuk ke dalam kerangka budaya nasional dan juga norma, nilai, lokal, yang sudah menjadi kewajiban kita sebagai pemangku hajat ibu pertiwi untuk mempelajari dan mengabadikan budaya kita. Supaya tidak sampai dilupakan apalagi dicuri kepemilikan fisik maupun nonfisik nya oleh negara yang lain.
ASAL USUL TOKOH WAYANG ANTAREJA
Antareja merupakan putra sulung dari Bima atau Werkudara. Salah satu dari 5 ksatria Pandawa dengan Dewi Nagagini. Dewi Nagagini merupakan putri Hyang Anantaboga dengan dewi Supreti dari kayangan Saptapertala.
Bima dengan Nagagini akhirnya menikah sesudah kebakaran Balai Sigala gala. Saat itu para Kurawa mencoba membunuh para Pandawa agar seolah-olah terjadi karena kecelakaan. Bima lalu meninggalkan Nagagini saat di dalam keadaan mengandung.
Antareja lahir, kemudian dibesarkan oleh Nagagini hingga dewasa. Ia memutuskan untuk mencari di mana ayah kandungnya. Antareja dibekali dengan pusaka Napakawaca oleh Hyang Anantaboga.
Sehingga kulit tubuhnya menjadi sangat kuat dan kebal terhadap berbagai macam senjata dan pusaka. Ia juga telah dianugerahi cincin mustikabumi oleh Nagagini yang memiliki kesaktian bisa menjauhkan diri dari kematian selama masih bisa menyentuh bumi.
Sifat Antareja dikenal yang jujur, ia begitu pada yang lebih tua, pendiam, juga memiliki rasa sayang pada yang lebih muda. Rela berkorban serta memiliki kepercayaan yang besar kepada Sang Maha Pencipta.
Di dalam perjalanan mencari ayahnya, Antareja menemukan mayat wanita di dalam perahu. Dengan cincin mustikabumi, Antareja menghidupkan kembali wanita itu yang tidak lain adalah istri Arjuna yang bernama Subadra.
Saat itu Gatotkaca mendadak menyerang Antareja. Karena Gatot Kaca diberi tugas mengawasi mayat Subadra untuk menangkap pembunuh Subadra. Akan tetapi, Subadra dengan sigap melerai keduanya dan akhirnya Antareja berkenalan dengan Gatotkaca.
Antareja dan Gatotkaca bekerjasama untuk menangkap pembunuh Subadra. Mereka akhirnya berhasil menemukannya dan pembunuh Subadra adalah Burisrawa. Kisah ini merupakan kisah pertama Antareja di dalam pewayangan Jawa yang kemudian diberi judul Subadra Larung.
KESAKTIAN YANG DIMILIKI ANTAREJA
Antareja memiliki lidah yang begitu sakti, jika telapak kaki makhluk manapun dijilat nya, maka akan mati. Antareja memiliki kulit napakawaca yang merupakan pusaka dari Hyang anantaboga. Kulitnya tersebut menyebabkan kebal terhadap senjata ataupun ajian apapun.
Disamping itu, Antareja juga mempunyai cincin mustikabumi. Kesaktian dari cincin itu bisa menjauhkan dirinya dari kematian selama dirinya masih menyentuh tanah.
Selain itu, cincin mustika bumi juga bisa menghidupkan kembali orang lain yang sudah mati. Kesaktian Antareja yang lain adalah bisa hidup dan berjalan di dalam bumi.
WATAK DAN KARAKTER ANTAREJA
Karakter yang tercermin dari fisik Antareja adalah memiliki wajah yang tampan rupawan, kulitnya bersisik dan berwarna biru, memiliki tubuh yang atletis dan juga kekar.
Di dalam anggota tubuhnya terdapat unsur karakter ular yakni gigi taring dan juga lidahnya yang panjang. Di samping itu, tangan beserta kaki Antareja sangat kuat, ia juga memiliki perut yang tebal.
Jika kita melihat sifat Antareja ia mempunyai sifat yang rela berkorban, jujur, jorok, pendiam, tegas, berwibawa, menurut, loyal, sabar, berbakti pada orang yang lebih tua dan juga sayang pada yang lebih muda. Serta ia sangat percaya pada Maha Penciptanya.
Antareja setelah dewasa menikah dengan Dewi Ganggi. Dewi Ganggi putri dari Prabu Ganggapranawa raja ular yang ada di Tawingnarmada. Ia memiliki putra Arya Danurwenda. Antareja menjadi raja di negara Jangkarbumi dengan memiliki gelar Prabu Naga Baginda.
KEMATIAN ANTAREJA
Antareja meninggal menjelang perang Baratayuda. Kisahnya, prabu Kresna didasari alasan tertentu berusaha untuk menghentikan jalan hidup Antareja. Sebenarnya antareja sendiri lebih sakti jika dibandingkan dengan prabu Kresna.
Akan tetapi, para dewa sudah sepakat dengan prabu Kresna. Sehingga prabu Kresna menipu Antareja dengan memerintahkan nya menjilat telapak kakinya sendiri untuk tumbal keluarga Pandawa di dalam perang Baratayuda.
Antareja percaya dengan perintah tersebut lalu menurutinya, sehingga dia langsung tewas seketika. Sebenarnya kematian Antareja memang telah disengaja oleh para pujangga Jawa. Jal ini karena dalam Kakawin Bharatayudha maupun Kakawin Mahabharata tidak ada tokoh yang bernama Antareja.