Saturday, March 30, 2019

Teks │Ai Khodijah - Ya Sayyidi

Teks │Lirik lagu

YA SAYYIDI
ARTIST: AI KHODIJAH (EL MIGHWAR)
COMPOSER/LYRICIST: RIZAL LATIEF

Ya Sayyidi Ya Rasulullah
Ya man lahu jahu indallah
Inna mussi inna qud jauk
Lizan biyas taghfirunallah

Ya saiyya rusli hadina
Haiyya bigho roh ilainal an
Yah himmatah sadatil aqthob
Maadina siddiqo walsirri

Hatiku yang resah
Imanku yang goyah
Berilah hidayah
Bila hamba salah

Allohu ya Rohman
Allohu ya Rohim
Allaohumma sholi alaihi wassalim
Astghfirullah robbal baroyaa
Astghfirullah minal khotooya

Ya Sayyidi Ya Rasulullah
Ya man la hu jahu indallah
Inna mussi inna qud jauk
Lizan biyas taghfirunallah

Hatiku yang resah
Imanku yang goyah
Berilah hidayah
Bila hamba salah

Allohu ya Rohman
Allohu ya Rohim
Allaohumma sholi alaihi wassalim
Astghfirullah robbal baroyaa
Astghfirullah minal khotooya
Astghfirullah robbal baroyaa
Astghfirullah minal khotooya

kata-kata unik dan lucu 2019

Hidup ini bagaikan jalan cerita yang tak pernah usai, kadang tertawa kadang berduka, kadang suka kadang luka, kadang menangis bahagia kadang menangis derita, begitulah hidup ceritanya tiada akhir, tertawa itu boleh yang penting jangan pernah tertawa sendirian.
Adakalanya saat kita membaca tulisan baik di jalan, di buku, di kolom komentar youtube dan di sosial media lainnya terkadang ada tulisan dan kata yang lucu yang bisa membuat kita tertawa terpinngkal-pingkal, ada beberapa contoh tulisan yang konyol unik dan lucu
  • » aku coba berbagai cara untuk dapatkan kamu, pelet sudah aku coba, jalasutra sering aku pakai, haruskah ku memaksamu, lepas baju dan lepas ce*** untuk dapatkan kamu# oh ikan nila.
  • » stop berjudi, jangan berjudi, judi itu mainan setan, kalau kalian tetap berjudi, lalu setan main apa?...... ular tangga ? ... ular nya sudah lari, tangganya di pinjam orang sebelah.
  • » berakit rakit ke hulu, berenang ke tepian, kapan kita ke penghulu, kalau masih berteman, ayo jadian# nembak kamu.
  • » jika do'amu belum terkabul maka tetaplah bersabar, dan ingatlah bahwa yang berdo'a bukan cuma kamu.
  • » tak pernah ku bisa lupakan kamu, saat ku tertidur kau belai rambut ku, desah suara mu bangkitkan aku, tak terbayang oleh ku bila tanpamu oh kipas anginku.
  • » cemburu bertanda cinta, amarah itu bertanda sayang, sedang Php itu bertanda nggak jodoh#
  • » golongan darah O itu : kalau lagi bohong biasanya nggak pernah jujur.
  • » aku nggak tahu Miss indonesia sekarang yang aku tahu miss you so much
  • » selama janur kuning belum melengkung, kamu masih milik orang tuamu, aku akan tetap mengejarmu untuk dapatkan cintamu, tapi kalau janur kuning sudah melengkung terpaksa ku kan setrika janur kuningmu biar nggak melengkung.
  • » kata orang tua dahulu, jangan menikah dengan orang sekampung, tapi cukup menikahlah dengan seorang wanita
  • » jangan pernah berhenti untuk melangkah, apalagi saat melintas sendirian di kuburan pada malam hari
  • » cobalah untuk melihat pada sisi yang tak terlihat, jika tetap terlihat #coba nyalakan lampunya. 
  • dibalik dompet yang sehat ada cinta yang kuat
  • ada tiga hal yang tak pernah bisa di beli dengan uang : kesetiaan, kebahagiaan, sinyal termasuk sinyal cintamu padaku.
  • awali pagi mu dengan senyuman, kalau gak ada orang yang bisa di beri senyum, silahkan senyum sendirian saja.
  • tertawa itu sehat maka tertawalah setiap hari, dimanapun tempatnya.



Friday, March 29, 2019

Cerita Rakyat singkat - DAMARWULAN

Konon katanya di Daerah Banyuwangi ada seorang Adipati yang mempunyai kesaktian luar biasa yang bernama Minakjingga, pada suatu ketika ia berencana untuk memberontak pada Kerajaan Majapahit yang di pimpin oleh Raja perempuan yang cantik bernama Ratu Ayu Kencana Wungu. Ratu Ayu Kencana Wungu mengadakan Sayembara untuk menghalau ancaman dari Minakjingga.
» Jaka Umbaran (Minakjingga) Vs Kebo Marcuet.«
********
Dewi Suhita yang bergelar Ratu Ayu Kencana Wungu sang Penguasa Kerajaan Majapahit yang Ke-6, Majapahit berhasil menaklukkan beberapa kerajaan, salah satu kerajaan kecil yang takluk kepada Majapahit adalah Blambangan yang ada di Banyuwangi. Kerajaan Blambangan di pimpin oleh seorang bangsawan dari Klungkung, Bali, bernama Adipati Kebo Marcuet yang terkenal dengan kesaktian nya dan sepasang tanduknya seperti kerbau. keberadaan Kebo Marcuet membuat ancaman tersendiri bagi Ratu Ayu Kencana Wungu, walaupun hanya seorang Adipati yang takluk di tangannya, namun sepak terjang Adipati Kebo Marcuet yang terus-menerus menentang wilayah Kekuasaan Majapahit yang membuat Ratu Kencana Wungu cemas dan resah,. Ratu Kencana Wungu berusaha menghentikan ulah Adipati Kebo Marcuet dengan mengadakan Sayembara.
"barangsiapa yang mampu mengalahkan Adipati Kebo Marcuet, maka dia akan aku angkat menjadi Adipati Blambangan dan ku jadikan sebagai suami"
 demikian maklumat Ratu Ayu Kencana Wungu yang di bacakan di hadapan seluruh rakyat Majapahit.
Sayembara yang dilaksanakan di ikuti puluhan orang, namun semuanya gagal mengalahkan Adipati Kebo Marcuet, datanglah seorang pemuda tampan dan gagah berani yang bernama Jaka Umbaran yang berasal dari Pasuruan, dia adalah cucu dari Ki Ajah Pamengger yang merupakan guru sekaligus Ayah angkat Adipati Kebo Marcuet, rupanya jaka Umbaran mengetahui kelemahan Adipati Kebo Marcuet, yaitu dengan senjata Gada Wesi Kuning, maka dengan senjata pusaka itu dan di bantu oleh pemanjat kelapa yang sakti bernama Dayun, Jaka umbaran mengalahkan Adipati Kebo Marcuet.
Ratu Ayu kencana wungu sangat gembira medengar berita itu, ia pun menobat kan Jaka Umbaran Adipati Blambangan dengan gelar Minakjingga. akan tetapi, Ratu Ayu Kencana Wungu menolak menikah dengan Jaka Umbaran karena pemuda itu kini tidak lagi tampan, akibat pertarungan dengan Adipati Kebo Marcuet. wajah Jaka Umbaran yang semula tampan menjadi rusak, kakinya pincang dan badannya menjadi bongkok.
Minakjingga tetap bersikeras menagih janji, ia datang ke Majapahit untuk melamar Ratu Ayu Kencana Wungu meskipun pada saat itu ia telah memiliki dua selir bernama Dewi Wahita dan Dewi Puyengan, lamaran minakjingga bertepuk sebelah tangan karena sang ratu tetap menolaknya. penolakan itu membuat minakjingga murka dan memendam dendam kusumat kepada Ratu Ayu Kencana Wungu, demi melampiaskan amarahnya, merebut beberapa wilayah kekuasaan Majapahit sampai Probolinggo, tidak hanya itu, Minakjingga pun berniat untuk menyerang Majapahit.
Ratu Ayu Kencana Wungu sangat khawatir ketika mendengar bahwa Minakjingga ingin menyerang Kerajaan majapahit. maka ia pun kembali mengadakan sayembara. puluhan peserta turut serta dalam sayembara tersebut, namun tak ada satupun yang berhasil mengungguli kesaktian Minakjingga. hal ini membuat khawatir sang Ratu, dan akhirnya datanglah seorang pemuda tampan bernama Damarwulan dia adalah putra Patih Udara, Patih Majapahit yang sedang pergi bertapa, saat itu Damarwulan sedang bekerja sebagai perawat kuda milik Patih Logender, seorang patih Majapahit yang di tunjuk untuk menggantikan kedudukan ayah Damarwulan.
dihadapan sang ratu, damarwulan menyampaikan keinginannya untuk mengikuti sayembara untuk mengalahkan Minakjingga yang telah menjadikan resah Kerajaan Majapahit.
"Ampun, Gusti Ratu jika di perkenankan, izinkanlah hamba mengikuti sayembara" pinta Damarwulan.
"tentu saja, Damarwulan, bawalah kepala Minakjingga kehadapnku" perintah sang Ratu.
"baik, Gusti Ratu,"  kata Damarwulan sambil berpamitan.
akhirnya Damarwulan berangkat ke Blambangan untuk menantang Minakjingga. setelah sesampainya di Blambangan.
"hai, Minakjingga jika berani, lawan aku!..." seru Damarwulan setibanya di Blambangan.
"siapa kamu?"... tanya Minakjingga "berani-beraninya menantang aku"
"ketahuilah, hai pemberentok!!!... aku Damarwulan yang di utus oleh Ratu untuk menghabisi dirimu" jawab Damarwulan.
"ha...ha....ha......!" Minakjingga tertawa terbahak-bahak. "sia-sia saja kamu kesini, anak muda, kamu tidak akan mampu melawan kesaktian ku, kehebatan pusaka ku, pusaka ku ini Gada Wesi Kuning"

» Damarwulan Vs Minakjingga «

akhirnya terjadi pertarungan sengit antara Damarwulan dan Minakjuggga, namun akhirnya Damarwulan kalah dalam pertarungan itu hingga pingsan terkena pusaka Gada Wesi Kuning milik Minakjingga. Dewi Wahita dan Dewi Puyengan terpikat oleh ke tampanan Damarwulan, mereka pun secara diam-diam menyelamatkan dan mengobati luka Damarwulan, setelah Daamarwulan sembuh Dewi Puyengan dan Dewi Wahita membuka dan memberikan suatu rahasia tentang kesaktian Minakjingga.
"kekuatan Minakjingga terletak pada wesi kuning, dia tidak akan bisa berbuat apa-apa tanpa senjata itu" kata Dewi Wahita.
"benar jika ingin mengalahkan minakjingga, kamu harus merampas pusakanya" tambah dewi Puyengan.
"lalu, bagaiman aku bisa merebut pusakanya itu?'"  tanya Damarwulan
"kami berdua akan membantumu mendapatkan senjata itu" kata kedua Dewi itu.
pada malam harinya, Dewi Sahita dan dewi Puyengan mencuri pusaka gada wesi kuning saat minakjingga terlelap tidur, pusaka itu kemudian mereka serahkan kepada Damarwulan, setelah memiliki senjata itu, Damarwulan pun kembali menantang Minakjingga untuk bertarung, alangkah kagetnya Minakjungga saat melihat senjata pusakanya ada di tangan Minakjingga.
Damarwulan tidak menjawab, pertanyaan Minakjingga, ia segera menyerang Minakjingga dengan senjata gada wesi kuning yang ada di tangannya, Minakjingga tidak bisa melakukan perlawanan sehingga dengan mudah dikalahkan nya, Akhinya, Adipati Blambangan itu tewas oleh senjata pusakanya sendiri. Damarwulan memenggal kepada Minakjingga untuk di persembahkan kepada Ratu Ayu Kencana Wungu.
dalam perjalanan menuju kerajaan Majapahit, Damarwulan di hadang oleh layang Seta dan layang Kumitir, kedua orang yang bersaudara itu adalah putra Patih Logender. Rupanya, mereka diam-diam mengikuti damarwulan ke Blambangan, Saat melihat Damarwulan berhasil mengalahkan Minakjingga, mereka hendak merebut kepala Minakjingga agar diakui sebagai pemenang Sayembara.
 "hai, damarwulan serahkan kepala minakjingga padaku!"..seru Layamg Seta.
Damarwulan tentu saja menolak permintaan itu,Pertarungan pun tak terelakkan, layang seta dan layang kumitir mengeroyok Damarwulan dan berhasil merebut kepala Minakjingga. kepala itu kemudian mereka bawa ke majapahit, pada saat mereka hendak mempersembahkan kepala itu kepada Ratu Ayu tiba-tiba Damarwulan datang dan segera menyampaikan kebenaran.
"ampun Gusti hamba telah berhasil menjalankan tugas dengan baik, namun di tengah jalan, mereka berdua layang seta dan layang kumitir menghadang hamba dan merebut kepal itu dari tangan hamba" ucap Damarwulan.
"ampun, gusti perkataan Damarwulan itu bohong belaka, kami lah yang telah memenggal kepala Minakjingga" sanggahan dari Layang Seta.
 pertengkaran atara kedua belah pihak pun semakin memanas, mereka sama-sama mengaku yang telah memenggal kepala Minakjingga,.
merekapun akhirnya bertempur, kali ini Damarwulan lebih berhati-hati menghadapi kedua putra Patih Logender itu, ia harus membuktikan kepada Sang Ratu bahwa dirinyalah yang benar, demikian juga pula Layang seta dan layang kumitir, mereka tidak ingin kebohongan mereka terbongkar di hadapan sang ratu.
dengan di saksikan oleh Sang Ratu Ayu Kencana Wungu dan seluruh rakyat Majapahit, pertarungan itu pun berlangsung sangat seru, kedua belah pihak mengeluarkan seluruh kemampuannya masing-masing demi memenangkan pertarungan. pertarungan itu akhirnya di menangkan oleh Damarwulan. layang Seta dan Layang Kumitir pun mengakui kesalahan dan kekalahannya, akhirnya mereka berdua dimasukkan dalam penjara, sedangkan Damarulan pun berhak menikah dengan Ratu Ayu Kencana Wungu.
*********
sekian cerita Damarwulan dan Manikjingga dari Blambangan-Banyuwangi, Jawa Timur. kisah ini berkembang menjadi cerita rakyat dengan bermacam versi. Cerita tentang Damarwulan dan Minakjingga juga menjadi tema pertunjukan dalam pemetasan teater, bahkan diangkat dalam layar lebar.

Thursday, March 28, 2019

Cerita Rakyat Bahasa Jawa pendek-Damarwulan

Legenda atau Cerita Rakyat Dari Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur yaitu Damarwulan tersu berkembang dengan berbagai versi mulai dari versi wayang orang, kartun, ludruk, majalah dan bahkan film layar lebar, penulis akan mencoba menulis ulang cerita rakyat Damarwulan dalam versi bahasa jawa semoga bisa di pahami............

Cerita Rakyat Bahasa Jawa

DAMARWULAN

zaman mbiyen wilayah Banyuwangi ana Adipati sing nduweni kesakten luar biasa sing disebut Minakjingga, ing sawijining panggonan dheweke ngrancang nglawan Kerajaan Majapahit sing dipimpin dening raja wadon ayu sing jenenge Ratu Ayu Kencana Wungu. Ratu Ayu Kencana Wungu nglakoni KSayemboro kanggo ngusir ancaman saka Minakjingga.

Damarwulan Vs Minakjingga.

Dewi Suhita, sing nduwe gelar Ratu Ayu Kencana Wungu, Panguasa Karajan Majapahit kaping 6, Majapahit bisa ngalahake pirang-pirang karajaan, salah sawijining karajaan cilik sing nyerah menyang Majapahit yaiku Blambangan Banyuwangi. Kraton Blambangan dipimpin déning sawijining bangsawan saka Klungkung, Bali, sing jenengé Adipati Kebo Marcuet sing misuwur kanthi kesakten. Anane Kebo Marcuet damel ancaman kanggo Ratu Ayu Kencana Wungu, sanajan mung Adipati, nanging tumindak Adipati Kebo Marcuet sing terus nentang wilayah Majapahit sing nggawe Ratu Kencana Wungu cemas lan susah. Ratu Kencana Wungu nyoba nyegah tumindak Adipati Kebo Marcuet kanthi nyengkuyung sayemboro.
"sapa sing bisa ngalahake Adipati Kebo Marcuet, dheweke bakal tak angkat dadi Adipati Blambangan lan dadi bojoku"
ngandika Ratu Ayu Kencana Wungu, sing diwaca kanggo kabeh wong Majapahit.

Sayemboro iki dirawuhi dening puluhan wong, nanging kabeh gagal ngalahake Adipati Kebo Marcuet, ana wong nom-noman sing jenenge Jaka Umbaran sing asale saka Pasuruan, dheweke yaiku cucu Ki Ajah Pamengger sing dadi guru saka Pakdhene Kebo Marcuet, ketoke jaka Umbaran mangerteni kelemahan Adipati Kebo Marcuet, yaiku karo senjata Gada Wesi Kuning, banjur karo senjata pusaka lan dibantu dening wong sekti tukang meek kelapa sing kuat sing jenenge Dayung, Jaka umbaran ngalahake Adipati Kebo Marcuet.

Ratu Ayu kencana wungu seneng banget ngrungokake kabar kasebut, dheweke uga ngangkat Jaka Umbaran Adipati Blambangan kanthi Jeneng Minakjingga. Nanging, Ratu Ayu Kencana Wungu ora gelem nggarwa Jaka Umbaran amarga Minakjingga wes ora ganteng meneh, amarga perang karo Adipati Kebo Marcuet. Pasuryan Jaka Umbaran, sing awalé apik banget, rusak, sikilé limpas lan awaké bungkuk.

Minakjingga isih meksa ngumpetake janji, dheweke teka menyang Majapahit kanggo nagih janji Ratu Ayu Kencana Wungu sanajan nalika iku dheweke duwe 2 selir sing jenenge Dewi Wahita lan Dewi Puyengan, Minakjingga kecewo amarga sang ratu nolak. Minangka Minakjingga nuwuhake duka lan  dendam Kusumat menyang Ratu Ayu Kencana Wungu, supaya bisa ngarahake bebendune dheweke, ngrebut sawetara wilayah Majapahit nganti Probolinggo, ora mung kasebut, Minakjingga uga pengin nyerang Majapahit.

Ratu Ayu Kencana Wungu kaget nalika krungu yen Minakjingga kepengin nyerang Kerajaan Majapahit. banjur dheweke ngenekne sayemboro meneh. puluhan peserta milu ing kontes, nanging ora ana sing bisa ngalahne Minakjingga. Ratu kuwatir, lan pungkasane ana wong wong nom sing asmane Damarwulan sing dadi putrane Patih Udara, Patih Majapahit sing nglakoni meditasi, banur Damarwulan kerja milu Patih Logender minangka perawat kuda milik Patih Logender, patih  logender yaiku patih Majapahit sing diangkat ngganti posisine bapake Damarwulan.

ing ngarepe Ratu, Damarwulan ngandhakake kepinginan kanggo nggabungake sayemboro kanggo ngalahake Minakjingga sing nggawe kerajaan Majapahit susah.
"Pangapunten, Gusti Ratu upami pareng, ngidini kula tindak ing kontes" Damarwulan mangsuli. 
"iyo", Damarwulan, gawanen sirahe Minakjinggo nang ngarepaku," kandhane Ratu.
"nggeh", Gusti Ratu," wangsulane Damarwulan, matur yen pamit.
Damarwulan ninggalaké Blambangan kanggo nantang Minangkabau. sawise tekan Blambangan.
"Eh, Minakjinggo, yen sampeyan wani, perang karo aku!" Damarwulan nantang Minakjingga nalika tekan Blambangan.
"sapa kowe?" ... takon Minakjingga "awakmu pingin nantang aku"
"ngerti, hai pembentok !!! ... aku Damarwulan dikirim Ratu kanggo ngrampungake kowe" wangsulane Damarwulan.

"ha ... ha ... ha ......!" Dheweke si Minakjingga ngguyu kemekek. "Ora ana gunane teka kene, wong bagus, kowe ora bakal bisa nglawan kasektenku, kehebaten pusakaku iki Gada Wesi Kuning"

Akhire ana pertempuran sengit antarane Damarwulan lan Minakjuggga, nanging pungkasane Damarwulan kalah perang lan gumletak semaput, amerga kenek Gada Wesi Kuning pusakane Minakjingga. Dewi Wahita lan Dewi Puyengan nylametake Damarwulan, dheweke kanthi rahasia ngluwari lan ngobati tatu Damarwulan, sawise Damarwulan ngrebut atine Dewi Puyengan lan Dewi Wahita mbukak lan menehi rahasia babagan kakuwasan gaib Minahasa.

"Kekuwatan Minakjinggo dumunung ing Gada Wesi kuning, dheweke ora bisa nindakake apa-apa tanpa senjata," ujare Dewi Wahita.

"Mesthi yen sampeyan pengin ngalahake Minakjingga, sampeyan kudu njupuk Pusaka Gada Wesi Kuning," tambah Puyengan dewi.
"Banjur, kepiye aku bisa ngrebut pusakane?" Pitakon Damarwulan
"aku bakal mbantu sampeyan njupuk pusakane minakjinggo," ujare Dewi loro.
ing wayah sore, Dewi Sahita lan dewi Puyengan nyolong pusaka kuning nalika Minakjingga turu, banjur wenehne pusaka gada wesi kuning menyang Damarwulan, sawise ndhuweni senjata, Damarwulan banjur nantang Minakjinggo supaya bisa perang, Minakjungga kaget nalika weruh senjatane ana ing tangane Damarwulan.

Damarwulan ora mangsuli, pitakonan Minakjingga, dheweke langsung nyerang Minakjinggo nganggo senjata gada wesi kuning sing ana ing tangane, Minakjingga ora bisa perang lan kanthi gampang dikalahake, Akhire, Adipati Blambangan matiiku dening senjatane dhewe. Damarwulan nugel gulune Minakjingga supaya iso digowo nang adepane Ratu Ayu Kencana Wungu. 

ing dalan menyang karajan Majapahit, Damarwulan cegat dening Layang Seta lan Layang Kumitir, loro sadulure yaiku putra saka Patih Logender. meneng-meneng ngetotne damarwulan menyang Blambangan, nalika ndeleng Damarwulan bisa ngalahake Minakjingga, dheweke bakal ngrebut sirahe Minakjingga supaya bisa diakoni minangka sing iso ngalahne Minakjinggo.

Damarwulan ora gelem nampani panjaluk kasebut, perang kasebut ora bisa diindari, layang seta lan layang kumitir nyerang Damarwulan lan berhasil ngrebut sirahe Minakjingga. Banjur dheweke njupuk serahe minakjingga di gawa menyang Majapahit, nalika arep nyedhiyakake sirah menyang Ratu Ayu dumadakan Damarwulan teka lan langsung ngandhani kayektene.

"Gusti Ratu, kulo sampun nglakoni tugas sing apik, nanging ing tengah dalan, layang seta lan layang kumitir ngrebut minakjingga saka tangan kula" ujare Damarwulan.

"gusti ratu, tembung Damarwulan goroh, kita sing wis numpes  Minakjingga" omongane Layang Seta.
perdebatan antarane loro-lorone dadi tambah panas, loro-lorone nyatakake dheweke sing iso menggal Minakjingga.

Banjur Damarwulan dadi luwih ati-ati ngadhepi putrane Patih Logender, dheweke kudu mbuktekake marang Ratu yen dheweke sing bener, kaya dene Layang, dheweke ora pengin ngapusi marang ratu.

Disaksekake dening Ratu Ayu Kencana Wungu lan kabeh rakyat Majapahit, peperanga dumadi antarane layang seta lan layang kumitir nglawan Damarwulan, loro-lorone ngetokake kabisan kanggo menang. Perang kasebut akhire dimenangake dening Damarwulan. layang Seta lan Layang Kumitir ngakoni kesalahane lan kekalahane, akhire dheweke loro-lorone dipenjara, akhire Damarulan berhak nggarwa Ratu Ayu Kencana Wungu.

crita Damarwulan lan Manikjingga saka Blambangan-Banyuwangi, Jawa Timur. crita iki dikembangake dadi versi macem-macem. Crita Damarwulan lan Minakjingga uga dadi tema pertunjukan ing pameran teater, malah diunggahake ing layar amba.


demikian cerita Damarwulan dalam versi bahasa jawa semoga sobat tidak kecewa.
salam ngetik...tik...tik....

Wednesday, March 27, 2019

Cerita Rakyat - Legenda Banyu Biru - Wisata Pasuruan

Cerita Rakyat dibawah ini saya dapat dari https://www.pasuruankab.go.id/ semoga bermanfaat dan contoh cerita seperti ini kelak agar bisa lestari dan bermanfaat untuk generasi mendatang, dan tak kan hilang di makan oleh zaman modern.

CERITA RAKYAT - LEGENDA BANYU BIRU
Tidak bisa kita pungkiri bahwa pedagang dari semenanjung Arab banyak menimbulkan perubahan dan peradaban baru di Indonesia, runtuhnya Kerajaan Majapahit karena simbol Agama yang masuk dalam peta politik kala itu, mengakibatkan perbedaan antar manusia, peperangan antar umat beragama, kesenjangan tingkat sosial, perbedaan kasta, harta menjadi pelengkap runtuhnya Majapahit kala itu.
Saat Majapahit runtuh banyak masyarakat yang melarikan diri dari kerajaan Majapahit, dahulu kala ada bekas prajurit yang terdampar di sebuah hutan (cikal bakal Desa Sumberejo - Kecamatan Winongan-Kabupaten Pasuruan) ada dua prajurit dari Majapahit yang tersesat di hutan yaitu Kebut dan Tombro, mereka berdua membersihkan hutan membuat pemukiman baru, dan menanam pohon  pinang sebagai simbol pemukiman, yang akhirnya desa itu dinamakan jambean (Jambe = Pinang "bahasa jawa vs bahasa indonesia").
Dua orang bekas prajurit itu hidup dengan tenang dan untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari mereka mengelola lahan untuk bertani. Selain bertani Kebut juga sebagai PandeBesi. sejak dulu sejak di Majapahit Kebut terkenal sebagai Empu pembuat keris dan senjatajam lainnya. Barang peninggalan berupa paron masih dapat kita temui dan terletak rapi di sebelah makamnya. sedangkan Tombro hanya bertani dan berternak saja tapi namanya lebih menonjol dan lebih dikenal dari pada Kebut.
Pada suatu hari kerbau peliharaan Tombro dilepas dari kandangnya, dan itu adalah kebiasaannya, kerbau-kerbau itu mencari makan sendiri tanpa ada tuannya maupun pekerja yang mengawasinya, dan pulang ke kandang pada sore harinya, tapi pada saat itu pada suatu sore Tombro hendak menutup kandangnya tetapi Tombro tidak melihat kerbau-kerbau nya, bergegaslah Tombro mencari kerbau-kerbau nya ke hutan, Tombro melacak tapak kaki kerbau nya ternyata kerbau-kerbau nya itu sedang asyik berkubang di sebuah kolam kecil yang tidak pernah terpelihara bahkan tak terjamah oleh manusia lalu Tombro berteriak-teriak kepada kerbau nya agar kerbau nya pulang ke kandang, rupanya kerbau nya itu tidak bergerak sedikitpun ari tempatnya, akhirnya Tombro mendekat dan Tombro agak terkejut sebab kerbau-kerbau nya itu ternyata telah terperangkap dalam lumpur, dengan cepat Tombro memetik empat daun keladi yang banyak tumbuh di sekitarnya. keempat daun itu dia hamparkan di hadapan kerbau-kerbau itu, sekali lagi Tombro membentaknya dengan keras. akhirnya kerbau-kerbau itu bergerak meraih daun keladi lalu tiba-tiba bangkit lari kencang menuju kandangnya, Tombro masih tetap di kolam kecil itu berdiri sendiri sambil memandang kolam itu dan dia tak lagi menyaksikan lumpur yang keruh bekas kerbau-kerbau nya yang terperangkap tadi, tapi ia melihat air yang jernih berwarna biru dan berpasir lembut. bahkan di sela sela ranting yang berada di dasar kolam tampak ikan yang sedang asyik berenang. dengan di temukannya kolam yang jernih, bersih dan airnya berwarna biru itu, akhirnya tiap hari kolam itu di buat mandi setiap hari oleh orang-orang di sekitar yang akhirnya di namakan BanyuBiru.
kabar di temukannya kolam jernih itu terdengar oleh Bupati Pasuruan yang bernama Raden Adipati Nitiningrat, besama seorang Belanda bernama P.W.HOPLAN (sesuai prasasti yang tertulis dengan huruf jawa) kolam itu kemudian di bangun oleh pemerintah Belanda dengan nama Telaga Wilis. setelah Pak Tombro wafat beliau dimakamkan di dekat pemandaian/Telaga wilis/banyubiru.
Sedangkan cerita pak kebut tidak banyak diceritakan karena pak kebut hanya menekuni pekerjaannya sebagai pemahat alat pertanian dia dimakamkan berjejer dengan makam istrinya yang bernama Mbok Kinah.
Prasasti yang tertulis diatas batu pualam dengan huruf jawa itu tertuliskan:

Telaga Wilis:
Rinangga Winangun Arja, Dening Tuwan P.W.Hoplan Minulya Tuadhani nalika panjenengane Kanjeng Raden Adipati Ningrat Sinengkalan "Wisayaning Pandhita Kaloking Rat" utawi tahun welandi 1847.
Maaf penulis belum pernah ke tempat wisata yang indah maka ini jika ada salah tulis nama mohon maaf sebesar-besarnya.

Tuesday, March 26, 2019

Cerita Rakyat - Sakera dari Madura

SAKERA
Sumber Picture : https://wikipidia
Di ceritakan pada zaman dahulu ada seorang pemuda yang merantau ke jawa, pemuda itu bernama Sakera. ia meninggalkan kampung halamannya untuk mengadu nasib ke pulau seberang. bukan hanya Sakera saja namun sudah tradisi orang-orang madura. ada yang merantua ke jawa tengah, jawa timur dan jawa barat mungkin di seluruh dunia sekarang juga ada he... he...., ketika perjalanannya Sakera sampai di Rembang-Pasuruan, ia merasa cocok dengan suasana tempat disana, hamparan kebun-kebun tebu dan hijaunya lahan sawah yang di tumbuh berbagai macam tanaman terutama padi, pemandangan seperti itu tidak ia jumpai di kampung halamannya.
"betapa Suburnya tanah disini" desah sakera dalam hati.
Bukan hanya alamnya yang menarik hati sakera, ternyata dia merasa tidak asing penduduk karena sebagian dari penduduknya juga berasal dari Madura. akhirnya sakera memutuskan untuk menetap di rembang, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ia bekerja sebagai mandor perkebunan tebu milik belanda, pekerjaan utama sakera adalah mengawasi pengairan lahan perkebunan tebu.
belum terlalu lama bekerja sebagai mandor perkebunan tebu, sakera bertemu dengan seorang pemuda bernama brodin, karena merasa cocok, keduanya kemudian berteman baik. bukan hanya itu saja selang beberapa bulan kemudian sakera bertemu dengan seorang gadis rembang bernama Marlena. rupanya diantara keduanya ada getaran cinta yang tak tertahankan. tak lama kemudia sakera mempersunting Marlena. mereka menjadi pasangan yang hidup bahagia meskipun tidak berlimpah harta.
setelah sekian lama bekerja di perkebunan tebu milik belanda, sakera menemukan ketidak jujuran atasannya, awalnya ia hanya diam saja melihat kecurangan yang di lakukan oleh belanda kepada para pekerja nya. tetapi kejadian tersebut terus berlanjut sampai akhirnya sakera berhasil menemukan dalang kecurangan tersebut. awalnya pegawai belanda yang berbuat curang itu mengelak dan tidak terima saat kedoknya mengancam akan mengadukan sakera ke atasannya, Namun sakera tak takut dengan ancaman tersebu.
perseteruan sakera dengan pegawai belanda yang berbuat curang itu semakin meruncing, sampai pada suatu ketika perseteruan itu berujung pada pertempuran pertumpahan darah. sakera terpaksa menghabisi pegawai belanda itu dengan ..cluritnya. kejadian itu terjadi di dalam kantor pegawai belanda. ketika itu sakera bermaksud menuntaskan masalah kecurangan yang dilakukan oleh pegawai belanda. namun tapa disangka pegawai belanda naik pitam dan mengancam sakera dengan pistol. sebelum pistol pegawai belanda itu menyala, ..clurit sakera terlebih dahulu mencium leher pegawai belanda itu hingga tersungkur dan mati.
mereka merasa aneh dengan tingkah laku sakera yang saat itu keluar dari ruangan pegawai  belanda dengan baju berlumuran dengan darah, salah satu pegawai belanda lainnya mencari tahu dan betapa terkejut nya saat ia melihat pimpinannya terbujur kaku di dalam ruangan, tanpa menunggu lama, pegawai itu langsung melaporkan perbuatan sakera yang kejam ke belanda akhirnya sakera di jebloskan ke penjara.
bagi sakera penjara merupakan resiko yang harus ia perjuangkan membela pekerja kebun tebu yang tertindas. sementara itu, para pekerja tebu bersuka ria atas tewasnya salah seorang pegawai belanda yang selama ini telah menyengsarakan mereka, mereka spenuhnya mendukung perjuangan sakera dalam membela nasib mereka yang dipermainkan oleh pegawai belanda tersebut
"hidup sakera.... hidup sakera... hidup sakera" teriak mereka
sebelum sakera di jebloskan ke penjara, Sakera berpesan kepada sahabatnya yaitu Brodin, untuk menjaga dengan baik istrinya, Marlena. pesan sakera oleh brodin dilaksanakan sehingga setiap pagi sebelum berangkat kerja brodin menyempatkan diri singgah sebentar ke rumah Marlena istri sakera. dan setiap pagi juga Marlena selalu membuatkan sarapan untuk brodin.
karena mendapat perhatian meskipun bukan dari suaminya, melainkan dari sahabat suaminya. Namun, lama – kelamaan Marlena merasa perhatian yang diberikan Brodin lebih besar daripada perhatian Sakera selama ini. Dia merasa bahagia mendapat perhatian dari Brodin.
Terlebih lagi, semenjak Sakera dijebloskan ke penjara Marlena merasa kesepian. Marlena terombang – ambing dalam menunggu seseorang yang belum pasti akan kembali atau tidak. Busa saja sakera dihukum seumur hidupnya. Sampai akhirnya Marlena memutuskan untuk berusaha melupakan Sakera. Kemudian Marlena mencoba membuka hati untuk seseorang yang pasti akan memberikan kasih sayang kepadanya setiap saat, yaitu Brodin.
Hal yang tidak disangka – sangka oleh Marlena akhirnya terjadi. Sakera dibebaskan karena dari hasil penyelidiki kasus kecurangan pegawai Belanda – yang sebelumnya dipakai alasan Sakera untuk membelah diri – menemukan bukti – bukti yang menguatkan kasus tersebut. Akhirnya komplotan  pegawai Belanda lainnya yang melakukan kecurangan juga di jebloskan ke dalam penjara.
Sementara itu, Sakera yang tidak bias menahan kegembiraannya langsung pulang ke rumahnya untuk segera menemui istri tercinta nya, Marlena. Dalam perjalanan pulang Sakera sudah membayangkan bahwa Marlena akan terkejut saat melihatnya pulang ke rumah tanpa pengawalan polisi. Namun keindahan yang dibayangkan oleh Sakera tiba – tiba pudar. Ketika baru saja menginjakkan kaki di rumahnya, mata Sakera melihat Marlena dab Brodin sedang bermesraan.
Tentu saja hal itu membuat amarah Sakera memuncak. Sakera kecewa kepada istrinya yang telah menghianati kesetiannya. Ia sama sekali tidak percaya bahwa Marlena telah meragukannya dan tidak percaya lagi kepadanya. Saakera juga kecewa kepada Brodin, sahabatnya, yang telah dipercaya untuk menjaga istrinya tetapi malah menghancurkan hidupnya berselingkuh dengan Marlena. 
Brodin yang juga kaget melihat Sakera dengan wajah geram itu kontan saja keluar dari rumah Sakera. Setelah Brodin kelur, Sakera marah besar kepada istrinya.
Beberapa hari kemudian Sakera memutuskan mencari Brodin. Dia sadar kalau kesalahan bukan sepenuhnya pada Marlena Sakera merasa Brodin lebih banyak bersalah dan Sakera bertekad untuk mencari sampai ketemu. Tetapi kenyataannya tidak semulus apa yang direncanakan  oleh Sakera. Brodin mendapat kabar buruk tentang rencana Sakera sebelum Sakera berhasil menemukan Brodin. Sementara Sakera sibuk mencari Brodin. Brodin berusaha mencari cara untuk membalikkan keadaan. Brodin ingin melihat Sakera terbunuh sebelum Sakera menemukan dan membunuhnya. Brodin ingin Sakera mati ditangan nya.
Berbagai cara sudah dilakukan oleh Brodin untuk membunuh Sakera. Tapi selalu gagal karena Sakera selalu dapat meloloskan diri sampai akhirnya Brodin menemukan cara yang dianggapnya ampuh. Dengan bantuan kelompoknya Brodin membuat tayuban didaerah sekitar rombo dengan mengundang semua orang yang ada di Pasuruan. Brodin yakin dengan cara itu Sakera termasuk salah satu dari beribu-ribu orang yang akan dating pada Tayuban tersebut. Brodin dan beberapa orang kepercayaannya membuat jebak kan untuk Sakera dengan membuat panggung tempat diatas lubang yang memang sengaja disiapkan dan tak lupa melubangi panggung tersebut.
Benar saja, pada acara Tayuban, Sakera Nampak berdiri didepan panggung diantara orang-orang yang menghadiri acara tersebut sambil menikmati alunan music. Brodin segera memerintahkan kaki tangannya yang tidak jauh dari Sakera untuk mengajak Sakera naik ke panggung. Sakera yang tidak mengetahui rencana besar dibalik semua itu mau saja menuruti tanpa ada rasa curiga sedikitpun.
Diatas panggung, orang suruan Brodin mengarahkan Sakera tepat diatas lubang yang dibuat oleh Brodin. Ditengah asyiknya Sakera menikmati music tayuban, panggung yang tidak begitu kuat itupun roboh. Sakera jatuh tepat kedalam lubang yang telah disiapkan. Brodin lalu memerintahkan semua orang suruhannya untuk mengambil batu dan melemparkannya kedalam lubang. Dan akhirnya Sakera tewas terbunuh. Jasadnya diambil dan dikubur dengan hanya melemparkan tubuhnya ke daerah Bekacak.

Berkat kegigihan dan perjuangannya membela kaum tertindas, masyarakat Pasuruan mengabdikan nama Sakera sebagai nama supporter  sepak bola Kabupaten Pasuruan. Mereka berharap kesebelasannya dapat setangguh dan segigih nama yang mereka pakai “Sakera Mania”.

Sumber : https://www.pasuruankab.go.id

Monday, March 25, 2019

Cerita Rakyat Bahasa Jawa - Danau Toba

Bahasa Jawa
Picture : Youtube

Jaman Semono Neng Siji Desa nang Wilayah Sumatera, enek petani sing sregep tandang gawe, dheweke tandhang gawe nang sawah senajan ora ombo, nanging iso nyukupi kebutuhane, petani kuwi dewe jeneng Toba. sakbenere umure wes cukup kangge rabi utawa kangge omah-omah, nanging dheweke tetep milih urip dhewekan, isuk-isuk dina sing cerah, petani kuwi macing iwak nang kali "mugo mugo aku intok iwak sing gedhi dina iki" ngomong ning jero ati, sewetara wektu sakwise pancinge di uncalne, pancinge obah-obah, dheweke kaget diangkat intok iwak gedhi sing warnane apik, sisik iwak kuwi rupane kuning emas, matane bunder lan mripate metu mendolo ngetokne warno mengkilap. toba sineng bangen amergo sak umu-umur durung pernah intok iwak gedhi.
Ringkes cerita toba banjur gowo muleh iwak kuwi, angen-angene ngetan-ngulon-ngidul-ngalor mbayangne yen di bakar terus di pangan rasane uenak tenan. tekan omah, petani iku langsung nggowo iwak nang pawon, di siapne arep di bakar. pas wektu arep ngekakne geni kangge bakar iwak, disawang kayu bakre entek, banjur dheweke metu jupuk kayu bakar, sakbanjure jupuk kayu bakar mbalek menyang pawon ujug-ujug iwak iku ura enek, tapi panggonan iwak mau ono duwek emas sing kececer, amergo kaget lan nggumun ngalami singa aneh, banjur petani iku metu teko pawon lan mlebu nang kamar.

 Nalika mbukak lawang kamar, ujug-ujug (dumadak) getih beninge munggah mergo kaget enek cewek ayu sing rambute dowo ngadek ana ning kamar. wong wedok ayu iku banjur nyawang petani iku, lan ngajak peatnai iku nang pawon masak sego mergo durung ene sego sing di pangan, wektu masak cewek ayu rambut dowo iku cerita asal usule, cewek iku cerita yen dheweke incarnati utawa jelmaan saka iwak sing di gowo muleh, lan di jelasno yen duwek emas sing ono nin kono sing kececer iku sisik iwak sing ana ning awake."Toba mung iso plonga plungu nggumun ora ngerti.

Sak wise seminggu luweh cewek ayu rambut dowo iku ngomong nang nggone petani iku yen dheweke gelem dadi bojone nanging duweni syarat kudu gelem sumpah sak umur uripe, ora bakal ngungkit asal-usule sing teko Iwak, akhire Petani sing duweni jeneng Toba iku gelem sumpah banjur, akhire toba nikah karo iwak sing njelmo dadi wong wedok iku.

setahun sakwise, Toba lan Puteri duwe anak lanang sing di wenehi jeneng Samosir, bocah kuwi di manja banget karo ibuke nggarai bocah dadine males lan duwe tabiat elek. sawise gede bocah iku di kongkon ibuke ngeterake sego saben dino nang nggone bapake sing kerjo nang sawah, nanging jarang gelem, sawiji wektu Samosir di kongkon ngeterake sego nang sawah kanggo bapake, nanging mergo di pekso karo ibuke karo nesu tapi tetep mangkat ngeterake sego nang bapake, nanging teko tengah dalan sego lan lawuhe di entekne, teko sawah segone kari sitik nanging tetep di kekne nang bapake, mergo iku akhire bapake nesu-nesu mergo nyawang sego lan lawuhe kari sitik. nesune soyo nemen sabare ilang, banjur Samosir dihajar karo pangucap "anak kurang ajar, ura duwe toto kromo, ura kenek diatur, bener-bener anak keturunane iwak" karo nangis Samosir, mlayu muleh metuki ibuke nang omah, Samosir sambat karo ibuke yen dheweke di hajar karo bapake. kabeh pangucap sing metu soko omongane bapake di ceritake nang ibuke. krungu cerito ngonokuwi teko anake, ibuke susah banget, amergo si Toba wes nglanggar sumpahe. cepet cepet ibuke ngongkon samosir mlayu menyang gunung, samosir nuruti perintah ibuke, sakwise samosir teko pucuk gunung, si ibuke mlaku menyang kali cedak omahe terus myemplung, dibarengi sworo angin kilat bledek lan sworo gemlegar Ibuke Samosir sing nyemplung nang kali rubah wujud dai iwak gedhi, bebarengan karo dumadine iwak, banjir bandang ora kebendung ngebeki kahanan sing ana nang sekitare omah lan sawah poho klelep, Pak Toba sing jek nang sawah ora iso nglangi akhire, akhire pak toba katut klelep, suwi-suwi banyu soyo akeh dumadi Danau Toba.

Bahasa Indonesia
Pada Zaman dahulu kala di suatu desa di sumatera utara hiduplah seorang petani bernama Toba yang menyendiri di sebuah lembah yang landai dan subur. petani itu mengerjakan lahan pertaniannya untuk keperluan hidupnya. selain mengerjakan ladangnya, kadang-kadang pria itu pergi memancing ke sungai yang berada tak jauh dari rumahnya, setiap kali dia memancing, mudah saja ikan di dapatkan nya, karena sungai yang jernih itu banyak sekali ikan nya. ikan hasil memancing selalu dia masak dan makan.
Pada suatu sore yang indah, setelah pulang dari ladang pria itu langsung pergi ke sungai untuk memancing, tetapi sudah cukup lama ia memancing tak seekor ikan pun ia dapat. kejadian yang seperti itu, tidak pernah dia alami sebelumnya. sebab biasanya ikan di sungai itu mudah di dapat. karena sudah lama ia tidak mendapatkan, ia jadi kesal dan memutuskan untuk mengakhirinya, tetapi ketika ia hendak beranjak pergi, umpan nya di sambar ikan begitu hebat, pancing ditarik kesana kemari, setelah beberapa lama akhirnya ikan itu mengalah juga, dengan cepat ikan itu ditariknya ke darat. betapa senangnya dia melihat ikan yang ia dapat begitu besar, dengan riang gembira mata pancingnya ia lepas dari mulut ikan, pada saat ia ingin melepaskannya, ikan tersebut memandangnya dengan penuh arti, kemudian, setelah ikan itu di letakkan ke suatu tempat dia pun masuk ke dalam sungai untuk mandi, perasaannya gembira sekali karena belum pernah dia mendapat ikan sebesar itu. Dia tersenyum sambil membayangkan betapa enaknya nanti daging ikan itu kalau sudah di panggang. akhirnya ia meninggalkan sungai untuk pulang ke rumahnya hari sudah mulai senja.
setibanya dirumah, lelaki itu langsung membawa ikan besar itu ke dapur , ketika ia hendak menyalakan api untuk memanggang ikan itu, ternyata kayu bakar di rumahnya habis, dia segera keluar mencari kayu bakar, setelah mendapatkannya ia kembali rumah dan kembali ke dapur, ia terkejut sekali melihat ikan besar yang ada di dapur menghilang, di tempat ikan tersebut berganti dengan kepingan emas yang berserakan. karena terkejut dan heran mengalami keadaan yang aneh, dia meninggalkan dapur dan menuju ke kamar, ketika ia membuka pintu kamar betapa terkejut nya lagi ia melihat ada seorang wanita dengan rambut panjang terurai berdiri di dan menatap cermin yang ada di kamarnya, sesaat kemudian perempuan itu tiba-tiba membalikkan badan dan menyapa dengan manja kepada pria itu, pria itu bukannya takut melainkan terpesona oleh kecantikan gadis yang berdiri di hadapannya.
karena hari sudah larut malam, perempuan itu meminta agar pria itu menyalakan lampu, dan gadis itu bertanya kepada pria itu "sudah makan malam apa belum?... tanpa panjang lebar dan spontan pria itu menjawab belum, dan akhirnya wanita itu mengajak nya ke dapur, dan wanita itu berniat memasak untuk pria itu. wanita cantik itu memasak sambil menceritakan tentang dirinya, bahwa dia adalah jelmaan dari ikan besar yang ia dapat dari sungai itu, ia juga menjelaskan bahwa emas yang berserakan itu adalah penjelmaan dari sisik nya. Setelah beberapa minggu perempuan itu menyatakan bersedia menjadi istrinya dengan syarat ia harus bersumpah bahwa seumur hidupnya ia tidak akan pernah mengungkit asal usul istrinya yang sebenarnya penjelmaan dari ikan, akhirnya laki-laki itu sanggup dengan permintaan wanita cantik itu.
singkat cerita setahun kemudian, mereka di karunia seorang anak laki-laki yang mereka beri nama Samosir, anak itu sangat di manja oleh ibunya yang mengakibatkan anak itu menjadi pemalas dan bertabiat buruk. setelah cukup besar, anak itu disuruh ibunya mengantar nasi setiap hari untuk ayahnya yang bekerja di ladang, namun, sering dia menolak mengerjakan tugas itu sehingga terpaksa ibunya yang mengantarkan nasi itu ke ladang.
Suatu hari, anak itu disuruh ibunya lagi untuk mengantarkan nasi itu ke ladang untuk ayahnya, mulanya ia menolak, tetapi karena di paksa oleh ibunya, dengan kesal ia mengantarkan nasi itu, di tengah jalan, sebagian besar nasi dan lauk nya dia makan, setibanya di ladang, sisa nasi itu yang hanya tinggal sedikit dia berikan kepada ayahnya, saat menerimanya sang ayah sudah merasa sangat lapar karena nasi nya terlambat sekali diantar. oleh karena itu, maka si ayah jadi sangat marah ketika melihat nasi nya yang tinggal sedikit, amarahnya semakin memuncak ketika anaknya mengaku bahwa dia yang memakannya, kesabaran jadi hilang akhirnya, si anak itu di pukul nya sambil mengatakan "anak kurang ajar, tidak tahu di untung, betul betul anak keturunan ikan"!!!.
sambil menangis, anak itu berlari pulang menemui ibunya, lalu dia mengadu kepada ibunya tentang apa yang ia alami, bahwa bercerita bahwa ia di pukul oleh ayahnya, semua kata-kata yang di ucapkan cercaan ayahnya ia beritahukan kepada ibunya, mendengar cerita itu ibunya sedih sekali, terutama karena suaminya yang telah melanggar sumpahnya. akhirnya si ibu menyuruh anaknya agar segera pergi menuju bukit dan memanjat pohon yang tertinggi yang terdapat di puncak bukit, tanpa bertanya lagi si anak segera berlari, dan si ibunya melangkah menuju sungai yang tidak jauh dari rumahnya, ketika tiba di sungai kilat menyambar disertai gemuruh yang sangat mengerikan, sesaat kemudian dia melompat ke dalam sungai dan tiba-tiba berubah menjadi seekor ikan besar, pada saat yang sama, sungai itupun meluap banjir besar pun terjadi, pak Toba tak bisa menyelamatkan dirinya, ia mati tenggelam oleh air. lama-kelamaan genangan air itu meluas berubah menjadi danau yang sangat besar yang kemudian hari dinamakan danau Toba. sedang pulau kecil di tengah-tengahnya di beri nama Pulau Samosir.

Baca Juga

Jagal Abilawa

Jagal Abilawa adalah nama samaran dari Raden Brotoseno / Bima, dia menyamarkan diri karena pada masa itu para Pandawa mendapat ujian karena ...