- TIWIKARMA : Download
- BATARA NARADA : Download
- RAJAMALA : Download
- RUPAKENCA : Download
- KENCAKAPURA : Download
- LEMBUSURO : Download
- MAHESA SURO : Download
- BUTO PATIH : Download
- DURSASANA : Download
- BUTO TERONG : Download
Betara Wisnu sering disebut juga dengan Sangyang Batara Wisnu, dalam versi pewayangan Jawa, Batara Wisnu adalah Putra kelima dari Batara Guru dan Dewi Uma, Batara Wisnu adalah putra yang paling sakti diantara putra putra yang lainnya.
dalam pewayangan khususnya dalam lakon kisah dewa-dewi, Batara Wisnu bergelar Sang Hyang Satiti, yang artinya adalah Pemelihara yaitu memelihara dan melindungi Cptaan-Nya.
![]() |
| Sumber gambar dari : Wikipedia |
Menurut budaya jawa Betara Wisnu pertama kali turun ke dunia menjelma menjadi Raja yang bergelar Simaharaja Suman dengan Kerajaan Bernama Medangura, terletak di wilayah Jawa Tengah, (hehehehe maaf jika ada perbedaan tidak perlu di perdebatkan ya ), Betara Wisnu kemudian berganti nama menjadi Sri Maharaja Matsyapati yang merajai jenis binatang air.
selain itu Betara Wisnu juga menitis atau terlahir kembali sebagai manusia, Titisan Betara Wisnu menurut pewayangan Jawa antara lain.
1. Srimaharaja Kanwa
2. Resi Wisnungkara
3. Prabu Arjunasasrabahu
4. Sri Ramawijaya
5. Sri Batara Kresna
6. Prabu Airlangga
7. Prabu Jayabaya
8. Prabu Anglingdarma
Batara wisnu bertempat tinggal di Kahyangan Untarasegara, mempunyai 3 permaisuri dan 18 putra putri antara lain ( 4 wanita dan 14 Pria ), dengan Dewi Sri Widowati atau srisekar, betara wisnu berputra batara srigala, betara srinada dan betari Srinadi.
dari pernikahan dengan Dewi Pratiwi Batara Wisnu Berputra Bambang Sitija dan Dewi Siti Sundari, Sedangkan dengan Dewi Sri Pujawati mempunyai 13 putra masing masing adalah; Batara Heruwiyana, Batara Ishawa, Batara Bhisawa, Batara Isnapura, Batara Madura, Batara MAdudewa, Batara Madusadana, Dewi Srihuna, Dewi Srihuni, Betara Pujarta, batara panwaboja dan batara Sarwedi / Hardanari.
Batara Wisnu saat turun ke Arcapada menjadi Raja Negara Medangpura bergelar Maharaja Suman untuk menaklukkan Maharaja Balya yaitu Raja Negara Medanggora penjelmaan dari Batara Kala. Batara Wisnu juga menjadi Raja di Medangkamulan bergelar Prabu Satmata untuk mengalahkan Prabu Watugunung yang melakukan inses atau kesalahan yang memperistri ibunya sendiri.
Senjata senjata Betara Wisnu yaitu berupa Cakra dan kembang sakti yang dapat menghidupkan orang yang mati sebelum ajalnya. kembang itu disebut Cangkok Wijayakusuma yang hanya di titiskan kepad Prabu Kresna.
Batara Wisnu memiliki kendaraan berupa seekor Garuda raksasa yang bernama Bhirawan.
Suryakaca merupakan Putra dari Gatotkaca dengan Dewi Suryawati, Suryakaca adalah saudara dari Sasikira tetapi satu ayah dan beda ibu, dalam pewayangan Suryakaca digambarkan tidak memakai prada karena dia bukanlah seorang raja atau adipati.
Begawan Palasara adalah merupakan putra dari Bambang Sakri dengan Dewi Saiya (Putri dari Prabu Partawijaya dari Negai Tabelasuket) dari Petapan Argacandi, Palasara di lahirkan di Istana Tebalasuket, namun setelahnya di boyong ke gunung Saptaarga atas permintaan dari kakeknya sendiri, Setelah itu kakeknya yang kemudian memberi nama Palasara kepada dirinya agar kelak ketika ia dewasa ia akan terbiasa menjalani hidup sebagai petapa.
Kisah Begawan Palasara
Batara Wisnu mempunyai istri bernama Dewi Sri Sekar, dan berputera: Bambang Srigati dan Bambang Srinada.Boma Narakasura dalam pewayangan jawa adalah Putra Batara Wisnu dengan Dewi Betari Pertiwi, ia dilahirkan di Kahyangan Ekapratala yaitu tempat tinggal Batara Ekawarna kakek dari pihak Ibu. menurut versi wayang nama Boma saat kecil adalah Sitija. ia memiliki adik wanita bernama Sitisundari yang kelak menjadi Istri Abimanyu putra Arjuna dari keluarga Pendawa.
Setelah dewasa, Sitija diminta para dewa untuk mengalahkan pamannya yaitu Bomantara yang berani menyerang khayangan. dalam pertempuran tersebut Sitija berhasil membunuh Bomantara. Roh Bomantara kemudian bersatu dalam diri Sitija yang menjadikan ia lebih sakti.
Setelah kematian Bomantara, Sitija menjadi Raja Kerajaan Surateleng bergelar Boma Narakasura, ia merubah nama Kerajaan peninggalan pamannya menjadi Trajutrisna, Selanjutnya, Boma mendengar bahwa ayahnya, Yaotu Batara WUsnu, telah terlahir kedunia sebagai manusia bernama kresna Raja Kerajaan Dwarawati. setelah melalui perjuangan, Boma akhirnya mendapat pengakuan sebagai anak sulung Kresna.
dalam pewayangan Boma di lukiskan sebagai sosok antagonis yang sering terlibat persaingan dengan gatotkaca putra Bima dari kelurga Pendawa. meskipun demikian kematiannya boma tetap dikisahkan oleh tangan Krisna.
Pendawa terdiri dari lima tokoh, tiga diantaranya (Yudistira, Bima, dan Arjuna) adalah putra kandung dari Dewi Kunthi, sedangkan yang lainnya yaitu (Nakula dan Sadewa) adalah putra kandung Dewi Madrim, namun satu ayah yaitu Pandu.
menurut tradisi Hindu, kelima putra pandu merupakan titisan secara langsung dari Dewa, yaitu
- Yudistira : dari Dewa Yama
- Bima : dari Dewa Bayu, Dewa Angin
- Arjuna : dewa Indra, Dewa perang
- Nakula dan Sadewa : Dewa Kembar Aswin Dewa Pengobatan.
Puntadewa ( Yudistira )
adlah saudra Pendawa yang tertua, ia merupakan penjelmaan dari Dewa Yama, Sifat-siafat Rudistira yaitu : Sangat bijaksana, tidak memiliki musuh, dan hampir tak pernah berdusta seumur hidupnya. memili moral yang sangat tinggi dan suka memaafkan atau mengampuni musuh yang telah menyerah. memiliki julukan : Dhramasuta (Putera Dharma), Ajathasatru (yang tidak memiliki musuh), dan Bharata (keturunan maharaja Bharata).
Yudistira menjadi seorang Maharaja setelah perang Akbar di Kurushetra berakhor dan mengadakan upacara Aswamedha demi menyatukan kerajaan-kerajaan India Kuno agar berada di bawah pengaruhnya, setelah lanjut usia ia menjalankan perjalanan suci ke Gunung Himaya bersama dengan pendawa lainnya sebagai tujuan kehidupan mereka.
Bima
bima adalah salah satu dari Pendawa putra Kunti dan Pandu, Nama Bima dalam Sansekerta memiliki arti "mengerikan" Bima merupakan penjelmaan dari Dewa Bayu sehingga mempunyai julukan Bayusutha. bima sangatlah kuat, besar tinggi dan memeiliki wajah sangar, meskipun demikian, bima memeiliki hati yang baik. Bima memiliki senjata Gada yang bernama Rujakpala, karena gemar memakan Bima di juliki Werkudoro, keahlihannya dalam berperang sangat di butuhkan di Pihak Pendawa, Bima memiliki Putra Gatotkaca akan tetapi di dalam pewayangan di Indonesia Bima mempunyai beberapa Anak yang sangat sakti.
Arjuna
adalah putra Bungsu dari Dewi Kunthi dan Pandu, Arjuna dalam bahasa sansekerta memeiliki arti "yang bersinar" Arjuna merupakan penjelmaan dari Dewa Indra, sang Dewa Perang. Arjuna memiliki kemahiran dalam hal memanah.
Nakula dan Sadewa
nakula dan Sadewa merupakan putra kembar dari pasangan Madri dan Pandu, mereka merupakan penjelmaan Dewa Kembar bernama Aswin. sang Dewa Pengobatan, setelah kedua orang tuanya meninggal mereka di asuh oleh Dewi Kunthi, dalam penyamaran di Kerajaan Matsay yang di pimpin oleh Raja Wirata, mereka berperan dan menyamar sebagai pengasuh kuda.
Rupakenca adalah Rupakenca atau Rupakencaka adalah putra angkat Resi Palasara, dari padepokan Retawu, dengan Dewi Durgandini, putri Prabu Basukesti raja negara Wirata.
Rupakenca terjadi berbarengan dengan saudaranya yang lain, yaitu; Rajamala, Kencakarupa, Setatama, Gandamana dan Dewi Ni Yutisnawati / Rekatawati.
Rupakenca juga mempunyai tiga saudara angkat lainnya, yaitu; Begawan Abiyasa, putra Resi Palasara dengan Dewi Durgandini, Citragada dan Wicitrawirya, keduanya putra Dewi Durgandini dengan Prabu Santanu, raja negara Astina.
Rupakenca berwatak sama seperti kakaknya, yaitu keras hati, penghianat, ingin menangnya sendiri, berani dan selalu menurutkan kata hati.
Sangat sakti dan mahir dalam olah keprajuritan mempergunakan senjata gada dan lembing/tombak
Gambar Pola Selanjtnya
Kencakapura adalah putra angkat Resi Palasara, dari padepokan Retawu, dengan Dewi Durgandini, putri Prabu Basukesti raja negara Wirata.
Kencakarupa tercipta dari kemudi perahu yang pecah terbentur batu besar, yang digunakan Resi Palasara dan Dewi Durgandini menyeberangi sungai Gangga.
Kencakarupa terjadi berbarengan dengan saudaranya yang lain, yaitu; Rajamala, Rupakenca, Setatama, Gandamana dan Dewi Ni Yutisnawati / Rekatawati.
Kencakarupa juga mempunyai tiga saudara angkat lainnya, yaitu; Begawan Abiyasa, putra Resi Palasara dengan Dewi Durgandini, Citragada dan Wicitrawirya, keduanya putra Dewi Durgandini dengan Prabu Santanu, raja negara Astina.
Kencakarupa berwatak keras hati, penghianat, ingin menangnya sendiri, berani dan selalu menurutkan kata hati.
Sangat sakti dan mahir dalam olah keprajuritan mempergunakan senjata gada dan lembing/tombak.
Pola Gambar selanjutnya

Jagal Abilawa adalah nama samaran dari Raden Brotoseno / Bima, dia menyamarkan diri karena pada masa itu para Pandawa mendapat ujian karena ...